Tugas 1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1.


Tugas 1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1.

Salam dan bahagia. Jumpa lagi dengan saya, Junaedi. Calon guru penggerak angkatan 6, nomor peserta 201502788015. Saya adalah Guru di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan pemahaman saya dalam membuat kesimpulan Koneksi Antar Materi dan merefleksikan pengetahuan dan pengalaman baru yang telah saya pelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara pada modul 1.1 Pembelajaran 1 hingga Pembelajaran 6. 

Koneksi Antar Materi

Pendidikan adalah tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak sesuai kodratnya agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan di masa depannya. Meskipun pendidikan itu hanya tuntunan saja di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, tetapi perlu juga Pendidikan itu berhubungan dengan kodrat keadaan dan keadaannya setiap anak, sehingga kelak mereka benar-benar siap dan sedia dalam melaksanakan segala kegiatan untuk kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.

Ada dua kerangka dasar penting dari intisari pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam pendidikan yaitu Perubahan, dan Pendidikan yang berorientasi pada murid.

Poin perubahan terdiri dari 3 kerangka dasar yaitu Kodrat Keadaan, Prinsip melakukan perubahan, dan Apa yang berubah?

Kerangka dasar yang pertama, Kodrat Keadaan. Dalam melakukan suatu perubahan, haruslah disesuaikan dengan kodrat keadaan, yang terdiri dari kodrat alam dan kodrat zaman. 

Kodrat alam terkait dengan tempat dimana anak itu berada. Anak yang tempat tinggalnya di daerah pertanian, tentunya akan mempunyai kodrat yang berbeda dengan anak yang tinggal di daerah pegunungan. Anak yang tempat tinggalnya di daerah yang mempunyai dua musim, akan berbeda dengan anak yang tempat tinggalnya di daerah yang mempunyai empat musim. 

Kodrat Zaman terkait dengan keadaan zaman dimana anak itu berada. Guru harus menyadari, bahwa masing-masing zaman memiliki keadaan dan tantangannya masing-masing, sesuai dengan kodrat zaman. Zaman waktu guru saat menjadi murid berbeda dengan zaman sekarang ketika menjadi seorang guru. 

Kerangka dasar yang kedua, adalah, prinsip melakukan perubahan, dimana kita mengenal namanya Asas Trikon yaitu Kontinuitas, Konvergensi, dan Konsentris. Asas kontiunitas, mengharuskan kita untuk melakukan dialog kritis tentang sejarah. Bergerak maju ke depan, tanpa melupakan nilai luhur budaya masyarakat. Asas Konvergensi. Pendidikan harus memanusiakan manusia dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan. Asas Konsentris. Pendidikan harus menghargai keragaman dan keunikan, serta memerdekakan peserta didik. 

Kerangka dasar yang ketiga adalah, Apa yang berubah? Yang berubah adalah, Budi Pekerti. Budi, terdiri dari tiga komponen yaitu Cipta, Rasa, dan Karsa. yang artinya adalah Pikiran, Perasaan, dan Kemauan. Pekerti adalah tenaga. Perubahan tersebut harus terjadi secara seimbang dengan adanya olah cipta, olah rasa, olah karsa, dan olah raga. Sehingga pendidikan itu harus holistik dan seimbang. Apabila pendidikan dilakukan dengan seimbang, maka akan terciptalah kesempurnaan budi pekerti yang akan melahirkan generasi muda yang penuh kebijaksanaan. Sehingga, semua disiplin ilmu harus menuju kepada kebijaksanaan.

Pada intisari kedua adalah, Berorientasi pada anak. Pendidikan dan pendidik harus memandang siswa dengan rasa hormat. Dalam artian, segala apa yang dilakukan hanya untuk kepentingan pendidikan murid, baik untuk saat ini dan juga masa depannya.

Pendidik dalam melaksanakan pendidikan haruslah berprinsip pada Budi Pekerti, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dengan berasaskan Trilogi Pendidikan: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani. Yang berarti, Di Depan Menjadi Teladan, di Tengah Membangun Semangat, di Belakang Memberikan Dorongan.

Refleksi

Dalam membuat kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara, saya akan menjawab beberapa Pertanyaan pemantik berikut ini:

1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari modul 1.1?

Sebelum saya mempelajari Modul 1.1, saya beranggapan bahwa tugas saya paling utama adalah mentransfrer ilmu, menganggap semua siswa sama, melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada guru, dan hanya mengutamakan nilai kognitif siswa, serta hanya sebagai pemenuhan target kurikulum.

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? 

Setelah saya mempelajari Modul 1.1, saya berpikir saya sadar bahwa apa yang selama ini saya lakukan atau saya pikirkan kurang tepat dan bahkan salah, sehingga saya harus segera berubah. Perubahan yang saya lakukan diantaranya adalah: melaksanakan pembelajaran yang berorientasi dan berpusat pada siswa sesuai dengan kodrat keadaan. Siswa bukan lagi menjadi objek pendidikan, melainkan harus menjadi subjek pendidikan. Sebagai guru saya harus menuntun siswa saya dengan keteladanan, baik keteladanan berliterasi, bersikap dan berbudi pekerti.  

3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Untuk menciptakan kelas saya yang mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, langkah awal saya adalah berusaha sebaik mungkin dengan sadar dan tulus menjadi teladan berbudi pekerti yang baik bagi siswa saya. Saya melaksanakan asesmen awal untuk mengidentifikasi atau mengetahui karakteristik, kondisi kompetensi, kekuatan, kelemahan model belajar peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi serta keunikan peserta didik yang beragam. Melaksanakan pendidikan yang berpusat pada siswa, dan memposisikan diri saya sebagai penuntun dan bukan sebagai pusat pembelajaran dengan konsep merdeka belajar. 

Salah satu aksi nyata yang telah saya laksanakan diantaranya: saya hadir dan keluar kelas sesuai jadwal pelajaran. Melaksanakan pembiasaan berapresiasi, baik kepada siswa dan juga antar siswa. Menerapkan rasa saling asah, asih dan asuh. Pembiasaan sadar untuk saling memaafkan, saling menghormati, bertutur kata dan bersikap sesuai dengan norma dan tata krama. Memperkuat seni budaya lokal dan nasional dalam pembelajaran, diantaranya bersama-sama menyanyikan lagu daerah di setiap awal pembelajaran. Memberikan kebebasan siswa dalam mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuan dan keadaan mereka masing-masing. Seperti dalam membuat tugas infografis alat musik, siswa diberi kebebasan dalam menentukan alat musik yang mereka pilih, kemuadian kebebasan mereka dalam menggunakan metode, teknik, alat, media, dan bahasa. Sehingga, ada siswa yang mengumpulkan tugas infografis alat musik dalam format digital yang dibuat dengan bantuan media digital dengan beragam aplikasi dan perangkat digital. Ada pula yang mengumpulkan tugas format manual yang mereka buat dengan teknik lukisan maupun gambar pada lembaran kertas. Isi materi infografis selain ada yang menulis dengan bahasa Indonesia, ada pula yang menulis dengan bahasa daerah, bahasa asing, bahkan aksara Sunda, bahkan aksara asing. Siswa lebih merdeka dan lebih bahagia mengerjakan tugas tersebut dari apabila mengerjakan tugas yang harus sama semuanya baik cara maupun metode yang digunakan siswa. 

Aksi nyata yang saya lakukan untuk sekolah diantaranya adalah: Saya berusaha sebaik mungkin untuk bersikap, bertutur kata, dan berpenampilan sesuai dengan aturan dan tata tertib serta budaya sekolah. Selain itu, saya juga mengusulkan adanya penulisan simbol-simbol aksara Sunda, baik di ruangan dan terutama di pintu gerbang sekolah. Kemudian disetelnya musik atau lagu tradisional di setiap jam istirahat.

Demikian kesimpulan Koneksi Antar Materi dan refleksi pengetahuan dan pengalaman baru yang telah saya pelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara pada modul 1.1. 

Salam dan bahagia. 

Terima kasih.

Sumber referensi:
Materi LMS Calon Guru Penggerak angkatan 6.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url