Koneksi Antar Materi - Modul 2.1
2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1
Pembelajaran Berdiferensiasi
Jumat, 11 November 2022
JUNAEDI
Calon Guru Penggerak Angkatan 6
SMA Negeri 3 Sukabumi
Fasilitator 06.56.JABAR.NENTI_HARIYANTI
Pengajar Praktik PP 233.MUH. KHOIRULHADI
“Semua pengetahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yang menyenangkan adalah membuat koneksinya.”
(Arthur Aufderheide)
Pertanyaan Pemantik untuk sesi pembelajaran ini adalah:
- Apakah saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari?
- Bagaimana perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi?
- Bagaimana saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini?
Jawaban Pertanyaan Pemantik
Setelah mempelajari modul ini, saya menguatkan pemikiran saya sebelumnya bahwa saya harus dapat menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid dengan melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.
Langkah awal yang harus saya laksanakan adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar murid agar saya dapat menyesuaikan pembelajaran dengan tepat. Untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid-murid saya, dapat saya lakukan antara lain dengan memahami tujuan pembelajaran, melaksanakan proses asesmen beserta tindak lanjutnya dengan mempertimbangkan tingkat kesiapan belajar murid, mempertimbangkan bagaimana saya dapat mempertahankan atau menarik minat murid-murid saya dalam belajar, dan mempertimbangkan area minat dan moda ekspresi yang mungkin digunakan oleh murid-murid saya.
Walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini, saya tetap akan bersikap positif agar dapat membantu murid-murid saya sukses dalam proses belajarnya
Pertanyaan Refleksi
Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas.
Jelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Jelaskan pula bagaimana Anda melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak.
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah Usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid sesuai kesiapan, minat, dan profil belajar murid dengan serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid terkait dengan:
Lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar
Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
Penilaian berkelanjutan
Respon guru pada kebutuhan belajar muridnya
Manajemen kelas yang efektif
Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di Kelas
Pembelajaran Berdiferensiasi di kelas sedikitnya melalui 3 tahapan:
1. Memetakan kebutuhan belajar murid
1. Memetakan kebutuhan belajar murid
2. Strategi Pembelajaran Diferensiasi
3. Proses asesmen
Memetakan Kebutuhan Belajar Murid
Langkah awal penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi yang dilakukan guru adalah dengan cara memetakan kebutuhan belajar murid,
paling tidak berdasarkan 3 aspek, yaitu:
1. Kesiapan belajar (readiness) murid
2. Minat murid
3. Profil belajar murid
Kesiapan Belajar Murid
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.
Kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ).
Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan. Adapun tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya
(Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013).
Equalizer (Tomlinson, 2001)
Metode Equalizer adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid.
Merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid.
Minat Murid
Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Minat merupakan salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran. Agar guru terbantu untuk dapat mempertimbangkan bagaimana guru dapat mempertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar, maka guru harus dapat memahami kedua perspektif tentang minat yaitu
Minat situasional dan Minat individu.
Minat situasional merupakan keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu. Seorang anak tertarik saat gurunya berbicara tentang topik hewan, meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik tentang hewan tersebut, karena gurunya berbicara dengan cara yang sangat menghibur, menarik dan menggunakan berbagai alat bantu visual.
Minat individu merupakan sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Seorang anak yang memang memiliki minat terhadap hewan, maka ia akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun mungkin saat itu guru yang mengajar sama sekali tidak membawakannya dengan cara yang menarik atau menghibur
Cara Menarik Minat Murid
menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb),
menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid,
mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid,
menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning)
Profil Belajar Murid
Profil Belajar Murid merupakan pendekatan pembelajaran yang disukai murid untuk belajar.
Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018) profil belajar murid merupakan cara yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain, gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll.
Profil belajar siswa meliputi gaya belajar siswa (audio, visual, dan kinestetik), preferensi belajar (sendiri, berpasangan, atau berkelompok), suasana belajar atau lingkungan (tenang atau diiringi dengan musik, pencahayaan).
Cara Guru Mendapatkan Informasi Kebutuhan Belajar Murid
Mendapatkan informasi tentang kebutuhan belajar murid, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru yang memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku murid, refleksi murid, dan terbiasa mendengarkan dengan baik murid-muridnya biasanya akan lebih mudah mengetahui kebutuhan belajar murid-muridnya. Membuat catatan tentang profil murid juga akan sangat membantu guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan murid-muridnya.
Bentuk Pembelajaran Diferensiasi
Langkah berikutnya yang dilakukan guru dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi adalah dengan cara menerapkan bentuk pembelajaran diferensiasi yang sedikitnya ada 3 bentuk diferensiasi pembelajaran
1.
Diferensiasi konten
Guru dapat memvariasikan berbagai sumber bahan ajar untuk memenuhi kebutuhan belajar murid, seperti teks, video, rekaman, presentasi,dll.
2.
Diferensiasi proses
Guru dapat mevariasikan metode pembelajaran yang menarik.
Proses ini mengacu pada bagaimana murid memahami atau memaknai apa yang mereka pelajari.
3.
Diferensiasi produk
Guru dapat memodifikasi hasil produk murid sesuai dengan konten yang mereka pelajari minatnya dapat berupa infografik, video, presentasi,dll
Ketiga strategi tersebut dapat dilaksanakan semuanya atau hanya sebagian.
Selain ketiga bentuk tersebut di atas, masih ada beberapa bentuk lainnya seperti diferensiasi lingkungan belajar dsb.
Proses Asesmen
Setidaknya ada 3 tahapan proses asesmen yang terjadi dalam sebuah siklus proses pembelajaran yang hasilnya dapat digunakan oleh guru untuk membantu mengetahui kebutuhan belajar murid
1. Pra Asesmen
Proses asesmen di tahapan perencanaan pembelajaran yang digunakan guru untuk dapat mengukur pengetahuan awal murid-muridnya, miskonsepsi yang mungkin dimiliki murid terkait dengan topik yang akan dipelajari, minat murid, dan informasi lainnya yang relevan.
2. Asesmen Formatif
Asesmen saat implementasi proses pembelajaran yang dapat dilakukan baik secara formal maupun informal.
Semua informasi yang dikumpulkan dari proses asesmen formatif ini dapat digunakan guru untuk menetapkan kebutuhan belajar murid-muridnya.
3. Asesmen Sumatif
Asesmen yang dilakukan di akhir sebuah siklus pembelajaran. Penilaian ini biasanya dilakukan pada akhir topik bahasan, akhir periode penilaian, atau akhir semester, dan pada umumnya akan diberikan nilai.
Contohnya seperti test objektif, dan portfolio akhir.
Koneksi Antar Materi
Koneksi Materi Modul 2.1 – Modul 1.1
Berpihak Pada Murid
Modul 2.1
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.
Modul 1.1
Filosofi Pendidikan NasionalKi Hadjar Dewantara
Intisari pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah Perubahan dan Pendidikan yang berorientasi pada murid.
Segala apa yang dilakukan hanya untuk kepentingan pendidikan murid,baik untuk saat ini dan juga masa depannya.
Koneksi Materi Modul 2.1 – Modul 1.2
Berpusat Pada Murid
Modul 2.1
Pembelajaran Berdiferensiasi
Guru perlu memperhatikan kebutuhan belajar murid-muridnya dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut.
Modul 1.2
Nilai dan Peran Guru Penggerak
Guru harus bernilai dan menjalankan perannya agar mampu menuntun tumbuh kembang murid menuju kebahagiaan setinggi-tingginya melalui pengajaran yang berpusat pada murid.
Koneksi Materi Modul 2.1 – Modul 1.3
Proses Belajar Murid
Modul 2.1
Pembelajaran Berdiferensiasi
Mengidentifikasi kebutuhan belajar murid sangat penting dilakukan agar saya dapat menyesuaikan pembelajaran dengan tepat dan membantu murid-murid sukses dalam proses belajaranya. Hal yang harus diperhatikan saat mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, yaitu pentingnya Guru memahami tujuan pembelajaran dan proses asesmen yang hasilnya dapat digunakan oleh guru untuk membantu mengetahui kebutuhan belajar murid.
Modul 1.3
Visi Guru Penggerak
Mewujudkan visi dengan sebuah pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) sebagai Pendekatan Manajemen Perubahan (BAGJA)
BAGJA adalah gubahan tahapan Inkuiri Apresiatif sebagai pendekatan manajemen perubahan yang pertama kali diperkenalkan oleh Cooperrider ke dalam langkah 4D Discover-Dream-Design-Deliver (Cooperrider & Whitney, 2005) yang kemudian dalam praktik-praktik selanjutnya tahapan Discover dipecah menjadi Define dan Discover (Cooperrider et.al, 2008).
Koneksi Materi Modul 2.1 – Modul 1.4
Pembelajaran Berdiferensiasi membentuk Budaya Positif
Modul 2.1
Pembelajaran Berdiferensiasi
Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru harus memahami tujuan pembelajaran dan melaksanakan proses asesmen beserta tindak lanjutnya dengan mempertimbangkan tingkat kesiapan belajar murid dan dapat mempertahankan atau menarik minat murid-murid dalam belajar, serta area minat dan moda ekspresi yang mungkin digunakan murid-murid.
Modul 1.4
Budaya Positif
Konsep Inti Budaya Positif
Disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi.