Tugas Modul 3.2 Koneksi Antar Materi
Tugas Modul 3.2
- 3.2.a.8. Koneksi Antar Materi
Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber
Daya
JUNAEDI
SMAN 3 Sukabumi
CGP Angkatan 6 - Kota Sukabumi
Provinsi Jawa Barat
Kesimpulan dan Implementasinya
Kesimpulan
tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran
dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana mengimplementasikannya di
dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya
merupakan pengambilan keputusan berdasarkan paradigma, prinsip, dan langkah
seorang pemimpin pembelajaran dalam upaya mengelola sumber daya yang dimiliki
ekosistem sekolah melalui Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based
Approach) dan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Approach)
yang dimiliki oleh sekolah dan komunitas di dalamnya serta
mengkolaborasikan aset-aset tersebut untuk mendukung terlaksananya proses
Pendidikan yang berkualitas dan berpihak pada perkembangan positif murid.
Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dapat diimplementasikan
di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah dengan beberapa cara
diantaranya yaitu pemanfaatan aset dengan tahapan BAGJA, Pendekatan
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) atau Asset-Based Community
Development (ABCD), serta Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki sekolah dengan
memanfaatkan konsep yang digunakan pada pendekatan pengembangan komunitas
berbasis aset menggunakan kerangka tujuh modal utama.
Keterhubungan dengan Pembelajaran Berkualitas
Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya
yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
Sebagai sebuah komunitas,
sekolah dapat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya sama seperti komunitas
pada umumnya. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki sekolah dapat memanfaatkan
konsep yang digunakan pada pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset.
Salah satu langkah pengelolaan
sumber daya adalah dengan memetakan dan mengkolaborasikan tujuh modal utama
yang dimiliki.
Contohnya adalah sebagai
berikut:
1.
Modal Manusia
- Pemetaan dan pengecekan sehubungan dengan investasi kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang dalam komunitas sekolah.
- Menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warga sekolah.
- Melihat kecakapan seseorang yang berhubungan dengan kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok orang, dan kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok. Kecakapan yang berhubungan dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam mengelola usaha, pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan dengan seni dan budaya, contohnya kerajinan tangan, menari, bermain teater, dan bermain musik.
2. Modal Sosial
- Mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas/ masyarakat.
- Memupuk budaya
positif warga sekolah dengan adanya kepemimpinan, kerjasama, saling percaya,
dan rasa memiliki masa depan yang sama.
- Mengkolaborasikan asosiasi dan institusi
untuk pengembangan
komunitas di sekolah.
3.
Modal Politik
·
Meningkatkan
kemampuan kelompok untuk memengaruhi distribusi sumber daya di dalam unit
sosial.
·
Meningkatkan
sumber daya manusia yang dapat memengaruhi kebijakan untuk mencapai kepentingan
atau menajamkan partisipasi dalam pengambilan keputusan
·
Kepala sekolah
dengan kewenangan yang dimilikinya, menggunakan kewenangannya untuk membuat
kebijakan-kebijakan yang mengakomodir kepentingan warga sekolah dan peningkatan
kualitas pembelajaran yang berpihak pada murid.
4.
Modal agama dan
budaya
·
Meningkatkan
kegiatan keagamaan yang merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan
berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas,
baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral
sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan.
·
Meningkatkan
sumber daya Kebudayaan yang mencakup tiga hal, yaitu keadaan yang melekat dan
mewujud, keadaan konkret hasil cipta dan karya, dan sebuah bentuk yang dapat
dipelajari melalui kualifikasi akademik.
·
Mengidentifikasi
dan pemetaan modal budaya dan agama untuk melihat keberadaan kegiatan dan
ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan
tokoh-tokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya.
·
Mengidentivikasi
dan menginventarisir sejauh mana keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan
yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya dan
selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan
perencanaan dan kegiatan bersama.
5.
Modal Fisik
Menginventarisir
dan mengelola dengan baik modal fisik yang Terdiri atas dua kelompok
utama, yaitu:
·
Bangunan yang
bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran,
laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan.
·
Infrastruktur
atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan,
jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan
lain-lain.
Sehingga
dapat digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang berkualitas.
6.
Modal
Lingkungan/alam
·
Mengolah potensi
lingkungan alam untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran
·
Mengelola dan
memanfaatkan lingkungan alam yang dimiliki yang bernilai ekonomi yang tinggi
dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup.
7.
Modal Finansial
·
Konsolidasi
dengan komite sekolah dalam memberikan dukungan keuangan yang dimiliki oleh
sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan
kegiatan sebuah komunitas.
·
Kerjasama dengan
Koperasi Sekolah serta sumber pendapatan internal dan eksternal.
·
● Kerjasama dengan dinas dan Lembaga atau swasta
terkait pengembangan pengetahuan dan keterampilan serta informasi yang
berhubungan dengan kegiatan finansial atau kegiatan yang dapat memberikan bekal
bagi murid dalam mengembangkan potensi yang dapat menghasilkan produk bernilai
jual.
Keterhubungan dengan Modul Sebelumnya
Contoh hubungan materi modul 3.2 dengan modul lainnya yang Saya dapatkan
sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
1.1.
Filosofi Ki
Hadjar Dewantara
Ki Hadjar
menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang
ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat."
Anak-anak disini
adalah murid yang merupakan modal manusia yang terdapat di sekolah yang dapat
dikembangkan potensinya.
1.2.
Nilai dan Peran
Guru Penggerak
Guru dalam hal
ini adalah modal manusia sebagai pemimpin pembelajaran yang memiliki nilai
mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Seorang guru
juga berperan sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi,
menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, serta mewujudkan
kepemimpinan murid. Dengan nilai dan peran guru penggerak yang dimiliki oleh
guru, maka modal manusia yang dimiliki akan menjadi potensi/asset yang kuat
demi kepentingan murid.
1.3. Visi Guru Penggerak
Visi guru
penggerak berbasis IA (Inkuiri Apresiatif) yang dituangkan dalam canvas BAGJA,
juga dipakai dalam pengelolaan sumber daya. Menurut Cooperrider & Whitney
(2005), Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan berpikir, yang
berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang,
organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa
depan.
1.4. Budaya Positif
Budaya positif
adalah sikap, nilai-nilai kebajikan, keyakinan-keyakinan, kegiatan-kegiatan dan
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh guru dan murid dari dalam dirinya dan
mempunyai dampak positif terhadap oranglain. Menciptakan budaya positif di
sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi
perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi,
keyakinan sekolah/kelas, segitiga
restitusi tidak dapat dilakukan oleh sendiri. Butuh kerja sama semua unsur untuk
mendukung terciptanya budaya sekolah.
Unsur disini
baik itu unsur biotik mauoun abiotic yang terdapat dalam 7 modal utama. Dengan
pengelolaan 7 modal utama, budaya positif akan dicapai dengan baik.
2.1. Pembelajaran Diferensiasi
Pembelajaran
Berdiferensiasi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat
keputusan guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas yang
berorientasi kepada kebutuhan murid yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran,
respon guru, lingkungan belajar, manajemen kelas dan penilaian berkelanjutan.
Pembelajaran
berdiferensiasi ini dapat terwujud dengan pengelolaan sumber daya yang ada di
sekolah, baik itu modal manusia (guru dan murid), modal fisik, modal budaya,
dll.
2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional
Pembelajaran
Sosial dan Emosional atau PSE adalah Pembelajaran yang dilakukan secara
kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan
anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan
emosional. Komunitas dalam hal ini adalah kumpulan manusia yang terdapat dalam
modal manusia. PSE juga dapat menggunakan modal fisik juga modal lingkungan
yang ada di sekolah. Dengan mengoptimalkan sumber daya di sekolah sehingga
capaian PSE akan maksimal.
2.3. Coaching
Choacing adalah
suatu kegiatan kolaborasi yang dilakukan untuk membantu memaksimalkan potensi
lawan bicara (choachee). Pengembangan kekuatan dan potensi diri inilah
yang menjadi tugas seorang coach (pendidik/pamong). Apakah pengembangan
diri seorang coachee cepat, perlahan-lahan atau bahkan berhenti adalah tanggung
jawab seorang coachee. Pengembangan potensi ini sama dengan yang digunakan
dalam pengelolaan sumber daya. Dalam hal ini modal manusia dalam menuntun segala
kodrat alam.
3.1. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab
Seorang pemimpin
pembelajaran akan selalu dihadapkan dengan dua situasi yaitu dilema etika dan
bujukan moral ketika dihadapkan dengan pengambilan keputusan yang tepat. Dengan
bekal pengetahuan pengambilan keputusan yang baik, seorang pemimpin
pembelajaran diharapkan dapat merumuskan keputusan dengan berdasarkan 4
paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Hal
tersebut sangat berkaitan dengan pengelolaan asset atau sumber daya sekolah
untuk kepentingan murid.
Hubungan Sebelum dan Sesudah Saya mempelajari Modul
ini
Hubungan antara sebelum dan sesudah Saya mengikuti modul ini, serta
pemikiran apa yang sudah berubah pada diri Saya setelah Saya mengikuti proses
pembelajaran dalam modul ini.
Sebelum mempelajari modul 3.2
tentang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, terkadang saya
masih berpikir berbasis kekurangan sehingga apa perasaan akan mengarah pada
sisi negative, pesimis dan kegagalan. Tetapi setelah mempelajari modul ini,
seorang pemimpin harus selalu berpikir berbasis kekuatan/potensi/asset sehingga
akan berpikir positif dan berhasil walaupun mempunyai asset yang kurang. Maka
selanjutnya saya akan terus merubah paradigma bahwa Pemimpin pembelajar harus
menggunakan pendekatan berbasis asset dalam pengelolaan sumber daya dan
mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah maupun masyarakat sekitar
sekolah. Karena dengan lebih banyak membangun sisi positif yang dimiliki, maka
kekuatan sumber daya yang ada dipastikan akan meningkat dan kemudian akan
berkembang secara berkelanjutan.
Kesimpulan
Komunikasikan hasil kesimpulan Anda dengan cara apapun yang bisa Anda
pilih sendiri. Unggahlah hasil pemikiran
Anda melalui LMS/moda yang telah disepakati bersama.
Kesimpulan dari modul 3.2 ini
adalah bahwa Guru sebagai Pemimpin Pembelajaran harus mampu mengambil keputusan
berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dalam mengelola sumber daya
yang dimiliki oleh sekolah dan komunitas di dalamnya serta mengkolaborasikan
aset-aset tersebut untuk mendukung terlaksananya proses Pendidikan yang
berkualitas dan berpihak pada perkembangan positif murid.