Jurnal Refleksi Modul 2.3

Jurnal Refleksi Modul 2.3

Coaching untuk Supervisi Akademik



Ditulis oleh: Junaedi

Calon Guru Penggerak angkatan 6

SMAN 3 Sukabumi Kota Sukabumi Provinsi Jawa barat

 

17 Desember 2022

 

Salam dan Bahagia

Semoga kita selalu dalam keadaan sehat dan bahagia selalu.

 

Alhamdulillah saat ini saya sudah pada tahap mempelajari Modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik, yang merupakan modul ketiga (terakhir) dari Paket Modul 2 tentang Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid.

 

Saya merefleksikan Modul 2.3 ini melalui jurnal yang saya tulis dengan menggunakan model 4F, yakni Fact (peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), dan Future (penerapan).

 

FACT (PERISTIWA)

 

Rangkaian kegiatan Modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik ini saya laksanakan mulai dari tanggal 28 November 2022 sampai dengan tanggal 17 Desember 2022.

 

Pendahuluan - Modul 2.3

 

Saya memulai pembelajaran Modul 2.3 ini pada tanggal 28 November 2022 sore hari setelah pulang sekolah dengan membuka halaman 2.3.a.2. Pendahuluan - Modul 2.3 untuk melihat Video Pengantar Surat dari Instruktur yang mana Modul 2.3 ini mencakup beberapa materi konsep yang sejalan dengan pemikiran filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan perkembangan pendidikan Abad ke-21, diantaranya menguatkan paradigma berpikir Among, prinsip coaching, kompetensi inti coaching, alur percakapan TIRTA dan supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching. Harapannya setelah mempelajari dan mempraktekkan beberapa latihan percakapan berbasis coaching ini dapat menguatkan perjalanan pembelajaran saya menjadi seorang pemimpin pembelajaran dan kepala sekolah yang berkualitas dan mandiri.



Setelah mempelajari Modul ini, saya diharapkan dapat:

1.    secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan dirinya.

2.    memfasilitasi guru lain dalam mengevaluasi pembelajaran berdasarkan data dan tingkat pencapaian murid.

3.    terampil menerapkan pendekatan coaching untuk pengembangan diri, guru dan rekan sejawat.

 

Alur Belajar MERDEKA

 

Mulai dari Diri - Modul 2.3

 

Pada malam harinya pada tanggal 28 November 2022 Saya mulai melaksanakan alur Mulai dari Diri dan mengupload tugasnya pada keesokan harinya tanggal 29 November 2022.

 

Pada alur Mulai dari Diri ini, kegiatan pembelajarannya adalah melaksanakan refleksi diataranya:

·         merefleksikan pengalaman dan perasaan saat disupervisi oleh pimpinan

·         merefleksikan pengalaman mensupervisi rekan sejawat (jika pernah)

·         merefleksikan makna supervisi bagi pengembangan profesi sebagai seorang pendidik.

 

Setelah mempelajari alur Mulai dari Diri ini, diharapkan agar saya mampu mengidentifikasi pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan diri terkait coaching di konteks pendidikan.

 

Produk Mulai dari Diri Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik



Eksplorasi Konsep - Modul 2.3

 

Pada Eksplorasi Konsep Modul 2.3 ini saya mengeksplorasi materi-materi berikut ini:

1.    Konsep coaching secara umum dan coaching dalam konteks pendidikan

2.    Paradigma berpikir dan prinsip coaching

3.    Kompetensi inti coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching

4.    Supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching



Eksplorasi Konsep ini terdiri dari dua kegiatan pembelajaran yaitu eksplorasi konsep mandiri yang dilaksanakan pada tanggal 29 November 2022 dan forum diskusi yang dilaksanakan pada tanggal 30 November dan 1 Desember 2022.

 

Setelah mempelajari sesi Eksplorasi Konsep ini, diharapkan agar saya dapat:

1.    menjelaskan konsep coaching secara umum.

2.    membedakan coaching dengan pengembangan diri lainnya, yaitu mentoring, konseling, fasilitasi dan training

3.    menjelaskan konsep coaching dalam konteks pendidikan sebagai pendekatan pengembangan kompetensi diri dan orang lain (rekan sejawat).

 

Ruang Kolaborasi - Modul 2.3

 

Pada sesi Ruang Kolaborasi ini, saya melakukan kerja kelompok untuk membaca, mendiskusikan dan kemudian menganalisis beberapa skenario implementasi pembelajaran berdiferensiasi dan melakukan refleksi kolaboratif dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan pemandu yang tersedia dengan tujuan agar dapat melakukan refleksi kolaboratif untuk menganalisis implementasi pembelajaran berdiferensiasi.

 

Pelaksanaan ruang kolaborasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Sesi Latihan dan sesi Praktik dengan tujuan yang diharapkan agar saya dapat membentuk komunitas praktisi dengan sesama CGP untuk berlatih melakukan praktik percakapan coaching dengan alur TIRTA dan melakukan refleksi terhadap praktik percakapan coaching yang telah dilakukan dengan sesama rekan CGP.

 

Ruang Kolaborasi hari pertama sesi Latihan saya kebagian sesi 2 dilaksanakan pada Jumat, 2 Desember 2022 jam 15.45 - 18.00 WIB kebetulan saat itu saya berkolaborasi dengan Bu Jisa Syiriah Safitri, rekan CGP saya dari SD Negeri Tanjung Sari Kota Sukabumi.

 


Ruang Kolaborasi hari kedua sesi Praktik saya kebagian sesi 1 dilaksanakan pada Senin, 5 Desember 2022 jam 13.00 -15.15 WIB

 

Produk Ruang Kolaborasi Diskusi




Demonstrasi Kontekstual - Modul 2.3

 

Demontrasi Kontekstual ini saya laksanakan selama dua hari yaitu pada tanggal 6 Desember 2022 – 7 Desember 2022 dengan kegiatan Melakukan praktik coaching dengan CGP lain untuk membantu mengembangkan area kompetensi coaching pada konteks pembelajaran atau keseharian CGP.

 

Pada sesi Demonstrasi Kontekstual ini, diharapkan agar saya dapat melakukan praktik coaching dengan CGP lain untuk membantu mengembangkan area kompetensi coaching pada konteks pembelajaran atau keseharian CGP.

 

Demonstrasi kontekstual ini dilakukan secara berkelompok dengan ketentuan sebagai berikut:

1.    Satu (1) kelompok terdiri dari tiga (3) calon guru penggerak. satu orang akan berperan sebagai coach, satu orang lainnya akan berperan sebagai coachee, dan satu orang lainnya akan berperan sebagai pengamat.

2.    Sebelum melakukan percakapan coaching, pengamat mengadakan percakapan dengan coach mengenai kompetensi inti coaching (presence, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot) yang akan dikembangkan.

3.    Coach dan coachee melakukan percakapan coaching. Pengamat melakukan observasi terhadap proses percakapan coaching dan mencatat hal-hal yang diamati.

4.    Pengamat memberikan umpan balik berbasis coaching kepada coach berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai pengembangan kompetensi coaching berdasarkan data sesuai hasil pengamatan.

5.    Setelah putaran satu rangkaian praktik percakapan coaching selesai, CGP berganti peran dan melakukan rangkaian percakapan coaching putaran dua sampai putaran tiga.

6.    Rangkaian percakapan coaching ini direkam.

7.    Rangkaian percakapan coaching ini akan dinilai oleh fasilitator dengan menggunakan rubrik penilaian yang telah disediakan di Modul dan LMS.

 

Produk Demontrasi Konstekstual Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik


Pada sesi Demonstrasi Kontekstual ini, saya berkolaborasi dengan rekan CGP saya yaitu:

Bu Devi Yulianti Dimyati dari TK Islam Attaqwa Kota Sukabumi dan Bu Fenny Susilawati dari SMPN 1 Kota Sukabumi.


 

Elaborasi Pemahaman - Modul 2.3

 

Kegiatan pembelajarannya adalah Melakukan elaborasi pemahaman mengenai coaching dalam ranah supervisi akademik melalui proses tanya jawab dan diskusi bersama instruktur.

 

Adapun tujuan dari sesi Elaborasi Pemahaman ini, diharapkan saya dapat mengelaborasi pemahaman saya tentang coaching dalam ranah supervisi akademik melalui proses tanya jawab dan diskusi bersama instruktur dan juga rekan CGP.

 

Sesi Elaborasi Pemahaman ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu:

1.    Membuat Pertanyaan Elaborasi Pemahaman yang nantinya akan diteruskan kepada Instruktur untuk dibahas pada saat Vicon dengan Instruktur.

2.    Video Conference dengan Instruktur, Rudy Prihatin pada hari Jumat, 9 Desember 2022, jam 13.00-14.30 WIB.

 

Koneksi Antar Materi - Modul 2.3

 

Kegiatan koneksi antar materi saya laksanakan pada hari Senin, 12 Desember 2022 dengan kegiatan Menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi coaching dengan materi-materi sebelumnya dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media.

 

Pada fase ini saya meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di Paket Modul 2: Pembelajaran yang berpihak pada murid dan membuat sebuah koneksi antar materi belajar yang sudah saya lakukan. Sesuai dengan instruksi berikut:

1.    Buat sebuah kesimpulan dan refleksi yang disajikan dalam bentuk media informasi. Format media dapat disesuaikan dengan minat dan kreativitas. Contoh media yang dapat dibuat: artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, screencast presentasi, artikel dalam blog, dan lainnya.

2.    Membaca pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk membantu saya membuat kaitan tersebut:

a.    Bagaimana peran saya sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?

b.    Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran?


Produk Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik


 

Aksi Nyata - Modul 2.3

 

Aksi Nyata ini saya laksanakan pada tanggal 12-15 Desember 2022 dengan kegiatan mempraktikkan rangkaian supervisi akademik dalam pembelajaran dengan menggunakan paradigma berpikir coaching dan melakukan refleksi terhadap praktik supervisi akademik tersebut

 

Saya melakukan Aksi Nyata berkolaborasi dengan rekan sejawat saya di sekolah yaitu Ibu Ani Sumarni, S.Pd dengan melaksanakan praktik Coaching untuk Supervisi Akademik dengan tiga (3) tahapan proses.



KEGIATAN TAMBAHAN

 

Selain itu, selama masa pembelajaran Modul 2.3 ini saya juga melaksanakan beberapa kegiatan antara lain: Pendampingan Individu dari Pengajar Praktik dan mengikuti Lokakarya 2 dan Lokakarya 3 serta mengerjakan Post Test Paket Modul 2.

 

Pendampingan Individu 2

 

Pendampingan Individu (PI) kedua ini merupakan tindak lanjut dari pembelajaran sebelumnya di paket Modul 1. Pelaksanaannya berupa Diskusi Visi dan Prakarsa Perubahan Sekolah yang Berpihak pada Murid di SMAN 3 Sukabumi yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 November 2022 dengan diikuti oleh Calon Guru Penggerak (CGP), Pengajar Praktik (PP), Kepala Sekolah, Wakasek dan Staff, serta perwakilan Guru dan Tenaga Kependidikan.



Kegiatan Pendampingan Individu 2 ini secara lengkap dibahas pada halaman berikut ini:

Jurnal Refleksi Pendampingan Individu 2

Lokakarya 2

 

Lokakarya 2 dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2022 di SMPN 3 Kota Sukabumi Jl. Pelabuhan II No. 381, Kec. Citamiang, Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat mulai dari jam 07:30 WIB sampai dengan jam 16:00 WIB.

 

Pemahaman bermakna:

Visi guru penggerak mengenai lingkungan belajar yang positif melandasi proses pengembangan kodrat murid yang selamat dan bahagia.

 

Produk yang dihasilkan:

-         Rencana terkait prakarsa perubahan yang terbaru level diri yang sudah diberikan umpan balik oleh Calon Guru Penggerak lain

-         Rencana terkait strategi penyampaian disiplin positif di kelas dan konteks sekolah yang sudah diberikan umpan balik oleh Calon Guru Penggerak lain yang terbaru.


 

Kegiatan Lokakarya 2 ini secara lengkap dibahas pada halaman berikut ini: 

Jurnal Refleksi Lokakarya 2


Lokakarya 3

 

Lokakarya 3 dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 17 Desember 2022 di SMPN 13 Kota Sukabumi Jl. Pelabuan II Km. 6 Lembursitu Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat, mulai dari jam 07:30 WIB sampai dengan jam 16:00 WIB.

 

Pemahaman bermakna:

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional memungkinkan guru untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

 

Produk yang dihasilkan:

-          Hasil refleksi dari simulasi dan penerapan pembelajaran berdiferensiasi.

-          Hasil refleksi dari Praktik mindfulness dan integrasi 5 kompetensi sosial emosional dalam praktik mengajar.

-          Strategi berbagi pengalaman belajar dengan rekan sejawat mengenai pembelajaran berdiferensiasi dan kompetensi sosial emosional.


 

Kegiatan Lokakarya 3 ini secara lengkap dibahas pada halaman berikut ini:

Jurnal Refleksi Lokakarya 3

 

Post Test Paket Modul 2

 

Post Test Paket Modul 2 ini saya kerjakan pada tanggal 13 Desember 2022.

Soal Tes Akhir Paket Modul 2 ini berjumlah 30 soal dengan Pertanyaan tidak jauh beda dengan pertanyaan soal Tes Awal Paket Modul 2, yaitu seputar Coaching untuk Supervisi Akademik ditambah beberapa soal sehubungan dengan LMS dan Instruktur.


 

FEELING (PERASAAN)

 

Perasaan saya selama mengikuti pembelajaran Modul 2.3 adalah: Bersyukur, Bahagia, Terharu, dan Semangat.

 

Saya merasa Bersyukur dapat mengikuti sesi Modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik ini, dimana saya dapat memahami pentingnya Coaching untuk Supervisi Akademik di sekolah sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidikan yang berpihak pada murid.

 

Saya juga bersyukur mempunyai teman CGP serta Fasilitator dan Pengajar Praktik yang selalu memberikan dukungan.

 

Saya merasa Bahagia dapat mengikuti sesi Modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik ini, karena mendapatkan dukungan dari semua pihak terutama kepala sekolah dan seluruh komunitas di sekolah sehingga saya dapat mengikuti pembelajaran dan dapat menyelesaikan semua tugas yang diberikan yang pada akhirnya semakin memperkuat pemahaman saya tentang Coaching untuk Supervisi Akademik.

 

Saya merasa Terharu dapat melaksanakan Diseminasi Coaching untuk Supervisi Akademik di sekolah yang mendapatkan dukungan dari seluruh pihak di sekolah dengan hadirnya seluruh Tenaga Pendidik dan Kependidikan dalam kegiatan diskusi Visi dan Prakarsa Perubahan Sekolah yang Berpihak pada Murid di SMAN 3 Sukabumi serta kesediaan rekan saya Bu Ani Sumarni untuk menjadi Coachee dalam kegiatan praktik Coaching untuk Supervisi Akademik.

 

Saya merasa Tertantang untuk memperbaiki kekurangan saya yang saya temui serta tertantang untuk lebih memahami lagi tentang Coaching untuk Supervisi Akademik, sehingga saya dapat segera mempraktikkan dan mengimbaskan pengalaman dan pemahaman yang saya dapatkan dari pelatihan ini dalam aksi nyata saya di sekolah agar dapat bermakna bagi saya dan sekolah saya terutama bermanfaat bagi murid saya dan juga komunitas yang ada di sekolah dan di luar sekolah.

 

FINDINGS (PEMBELAJARAN)

 

Setelah mempelajari Modul 2.3 ini, saya mendapatkan pemahaman tentang konsep coaching secara umum dan konsep coaching dalam dunia pendidikan.

 

Supervisi akademik dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan Pasal 12 yaitu:

(1) Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b diselenggarakan dalam suasana belajar yang:

a.    interaktif;

b.    inspiratif;

c.     menyenangkan;

d.    menantang;

e.    memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan

f.      memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.

 

Ada empat (4) materi yang saya pelajari dalam modul ini, yaitu:

 

1.    Konsep coaching secara umum dan coaching dalam konteks pendidikan
Konsep Coaching secara Umum
International Coach Federation mendefinisikan coaching sebagai “…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.”
Coaching dalam Konteks Pendidikan
Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya.

Dari pembelajaran Konsep coaching secara umum dan coaching dalam konteks pendidikan ini diharapkan agar saya dapat
menjelaskan konsep coaching secara umum, dan dapat membedakan coaching dengan pengembangan diri lainnya, yaitu mentoring, konseling, fasilitasi dan training, serta dapat menjelaskan konsep coaching dalam konteks pendidikan sebagai pendekatan pengembangan kompetensi diri dan orang lain (rekan sejawat).

2.    Paradigma berpikir dan prinsip coaching
Paradigma berpikir coaching
1. Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan

2. Bersikap terbuka dan ingin tahu

3. Memiliki kesadaran diri yang kuat

4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan

Prinsip coaching
Prinsip coaching dikembangkan dari tiga kata/frasa kunci pada definisi coaching, yaitu “kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi”. Dalam berinteraksi dengan rekan sejawat atau siapa saja, kita dapat menggunakan ketiga prinsip coaching tersebut dalam rangka memberdayakan orang yang sedang kita ajak berinteraksi.

Dari pembelajaran Paradigma berpikir dan prinsip coaching ini diharapkan agar saya dapat menjelaskan paradigma berpikir coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, dapat menjelaskan prinsip-prinsip coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, dapat mengaitkan antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervisi akademik, serta dapat membedakan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat.

3.    Kompetensi inti coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching

Berdasarkan ICF (International Coaching Federation) ada 8 kompetensi inti Coaching, namun untuk kebutuhan Pendidikan Guru Penggerak, saya mempelajari 3 kompetensi inti yang penting dipahami, diterapkan, dan dilatih secara terus menerus saat melakukan percakapan coaching kepada teman sejawat di sekolah, yaitu kompetensi: Kehadiran Penuh (Presence), Mendengarkan Aktif, dan Mengajukan Pertanyaan Berbobot.

Dari pembelajaran Kompetensi inti coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching ini diharapkan agar saya dapat melakukan percakapan coaching dengan alur TIRTA, dapat mempraktikkan tiga kompetensi inti coaching, presence, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching, serta dapat menjelaskan jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana, melakukan refleksi, memecahkan masalah, dan melakukan kalibrasi.

 

4.    Supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching

Dalam pelaksanaannya ada dua paradigma utama yang menjadi landasan kita menjalankan proses supervisi akademik yang memberdayakan, yakni paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu.

Setiap kepala sekolah dan pemimpin pembelajaran seyogyanya berfokus pada peningkatan kompetensi pendidik dalam mendesain pembelajaran yang berpihak pada murid yang bertujuan pada pengembangan sekolah sebagai komunitas praktik pembelajaran. Seorang supervisor memahami makna dari tujuan pelaksanaan supervisi akademik di sekolah (Sergiovanni, dalam Depdiknas, 2007):

a.    Pertumbuhan: setiap individu melihat supervisi sebagai bagian dari daur belajar bagi pengembangan performa sebagai seorang guru,

b.    Perkembangan: supervisi mendorong individu dalam mengidentifikasi dan merencanakan area pengembangan diri,

c.     Pengawasan: sarana dalam monitoring pencapaian tujuan pembelajaran.

 

Tujuan supervisi akademik ini terpadu dan integral, tidak mengesampingkan tujuan yang satu dari yang lainnya.

Dari pembelajaran Supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching ini diharapkan agar saya dapat memberikan umpan balik dengan paradigma berpikir dan prinsip coaching, serta dapat mempraktikkan rangkaian supervisi akademik yang berdasarkan paradigma berpikir coaching.

 

FUTURE (PENERAPAN)

 

Setelah mempelajari Modul 2.3 ini, untuk mengimplementasikan pemahaman saya tentang Coaching untuk Supervisi Akademik, maka ada beberapa hal yang akan saya lakukan atau saya terapkan, antara lain yaitu:

1.    Mengadopsi kebiasaan reflektif sebagai Guru Penggerak

2.    Menerapkan Coaching untuk Supervisi Akademik dalam pembelajaran saya

3.    Untuk dapat menumbuh-kembangkan Coaching untuk Supervisi Akademik maka saya terlebih dahulu harus mampu meningkatkan kompetensi, paradigma dan prinsip Coaching untuk Supervisi Akademik dalam diri saya

4.    Berdiskusi dan berbagi pengalaman dan praktik baik di komunitas dan juga sekolah, dan

5.    Melaksanakan Pengembangan Diri yang Sederhana, Konkret dan Rutin, seperti:

a.    Menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid

b.    Semangat belajar dengan melaksanakan pengembangan diri yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran terutama pengembangan diri sehubungan dengan kompetensi coaching

c.    Berkolaborasi dengan komunitas atau rekan guru lain untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan berkualitas

d.    Selalu merefleksi pembelajaran dan mengevaluasi demi peningkatan kualitas pembelajaran

e.    Selalu inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, serta bermakna positif pada murid.

  

Sumber: Modul dan LMS Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6

Link
https://s.id/jurnalrefleksimodul23 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url