Jurnal Refleksi Modul 2.3
Jurnal Refleksi Modul 2.3
Coaching untuk
Supervisi Akademik
Ditulis oleh: Junaedi
Calon Guru Penggerak angkatan 6
SMAN 3
Sukabumi Kota Sukabumi Provinsi Jawa barat
17 Desember 2022
Salam dan Bahagia
Semoga kita selalu dalam keadaan sehat
dan bahagia selalu.
Alhamdulillah saat ini saya sudah pada
tahap mempelajari Modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik,
yang merupakan modul ketiga (terakhir) dari Paket Modul 2 tentang Praktik
Pembelajaran yang Berpihak pada Murid.
Saya
merefleksikan Modul 2.3 ini melalui jurnal yang saya tulis dengan
menggunakan model 4F, yakni Fact (peristiwa),
Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), dan Future
(penerapan).
FACT (PERISTIWA)
Rangkaian
kegiatan Modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik ini saya laksanakan
mulai dari tanggal 28 November 2022 sampai dengan tanggal 17 Desember 2022.
Pendahuluan - Modul 2.3
Saya
memulai pembelajaran Modul 2.3 ini pada tanggal 28 November 2022 sore hari
setelah pulang sekolah dengan membuka halaman 2.3.a.2. Pendahuluan - Modul 2.3
untuk melihat Video Pengantar Surat dari Instruktur yang mana Modul 2.3
ini mencakup beberapa materi konsep yang sejalan dengan pemikiran filosofis
pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan perkembangan pendidikan Abad ke-21,
diantaranya menguatkan paradigma berpikir Among, prinsip coaching, kompetensi
inti coaching, alur percakapan TIRTA dan supervisi akademik dengan paradigma
berpikir coaching. Harapannya setelah mempelajari dan mempraktekkan beberapa
latihan percakapan berbasis coaching ini dapat menguatkan perjalanan
pembelajaran saya menjadi seorang pemimpin pembelajaran dan kepala sekolah
yang berkualitas dan mandiri.
Setelah
mempelajari Modul ini, saya diharapkan dapat:
1.
secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan
menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan
dirinya.
2.
memfasilitasi guru lain dalam mengevaluasi pembelajaran
berdasarkan data dan tingkat pencapaian murid.
3. terampil menerapkan pendekatan coaching
untuk pengembangan diri, guru dan rekan sejawat.
Alur Belajar MERDEKA
Mulai dari Diri - Modul 2.3
Pada malam harinya pada tanggal 28
November 2022 Saya mulai melaksanakan alur Mulai dari Diri dan mengupload
tugasnya pada keesokan harinya tanggal 29 November 2022.
Pada alur Mulai dari Diri ini,
kegiatan pembelajarannya adalah melaksanakan refleksi diataranya:
·
merefleksikan pengalaman dan perasaan saat disupervisi
oleh pimpinan
·
merefleksikan pengalaman mensupervisi rekan sejawat (jika
pernah)
·
merefleksikan makna supervisi bagi pengembangan profesi
sebagai seorang pendidik.
Setelah mempelajari alur Mulai dari
Diri ini, diharapkan agar saya mampu mengidentifikasi pengetahuan, pengalaman,
dan keterampilan diri terkait coaching di konteks pendidikan.
Produk Mulai dari Diri Modul 2.3
Coaching untuk Supervisi Akademik
Eksplorasi Konsep - Modul 2.3
Pada
Eksplorasi Konsep Modul 2.3 ini saya mengeksplorasi materi-materi berikut ini:
1.
Konsep
coaching secara umum dan coaching dalam konteks pendidikan
2.
Paradigma
berpikir dan prinsip coaching
3.
Kompetensi
inti coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching
4.
Supervisi
akademik dengan paradigma berpikir coaching
Eksplorasi Konsep ini terdiri dari dua
kegiatan pembelajaran yaitu eksplorasi konsep mandiri yang dilaksanakan pada
tanggal 29 November 2022 dan forum diskusi yang dilaksanakan pada tanggal 30
November dan 1 Desember 2022.
Setelah mempelajari sesi Eksplorasi
Konsep ini, diharapkan agar saya dapat:
1.
menjelaskan konsep coaching secara umum.
2.
membedakan
coaching dengan pengembangan diri lainnya, yaitu mentoring, konseling,
fasilitasi dan training
3.
menjelaskan konsep coaching dalam konteks pendidikan
sebagai pendekatan pengembangan kompetensi diri dan orang lain (rekan sejawat).
Ruang Kolaborasi - Modul 2.3
Pada sesi Ruang Kolaborasi ini, saya
melakukan kerja kelompok untuk membaca, mendiskusikan dan kemudian menganalisis
beberapa skenario implementasi pembelajaran berdiferensiasi dan melakukan
refleksi kolaboratif dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan pemandu yang
tersedia dengan tujuan agar dapat melakukan refleksi kolaboratif untuk
menganalisis implementasi pembelajaran berdiferensiasi.
Pelaksanaan ruang kolaborasi ini
terbagi menjadi dua bagian yaitu Sesi Latihan dan sesi Praktik dengan tujuan
yang diharapkan agar saya dapat membentuk komunitas praktisi dengan sesama CGP
untuk berlatih melakukan praktik percakapan coaching dengan alur TIRTA dan
melakukan refleksi terhadap praktik percakapan coaching yang telah dilakukan
dengan sesama rekan CGP.
Ruang Kolaborasi hari pertama sesi
Latihan saya kebagian sesi 2 dilaksanakan pada Jumat, 2 Desember 2022 jam 15.45
- 18.00 WIB kebetulan saat itu saya berkolaborasi dengan Bu Jisa Syiriah
Safitri, rekan CGP saya dari SD Negeri Tanjung Sari Kota Sukabumi.
Ruang Kolaborasi hari kedua sesi
Praktik saya kebagian sesi 1 dilaksanakan pada Senin, 5 Desember 2022 jam 13.00
-15.15 WIB
Produk
Ruang Kolaborasi Diskusi
Demonstrasi Kontekstual - Modul 2.3
Demontrasi Kontekstual ini saya
laksanakan selama dua hari yaitu pada tanggal 6 Desember 2022 – 7 Desember 2022
dengan kegiatan Melakukan praktik coaching dengan CGP lain untuk membantu
mengembangkan area kompetensi coaching pada konteks pembelajaran atau
keseharian CGP.
Pada sesi Demonstrasi Kontekstual ini,
diharapkan agar saya dapat melakukan praktik coaching dengan CGP lain untuk
membantu mengembangkan area kompetensi coaching pada konteks pembelajaran atau
keseharian CGP.
Demonstrasi kontekstual ini dilakukan
secara berkelompok dengan ketentuan sebagai berikut:
1.
Satu (1) kelompok terdiri dari tiga (3) calon guru
penggerak. satu orang akan berperan sebagai coach, satu orang lainnya akan
berperan sebagai coachee, dan satu orang lainnya akan berperan sebagai pengamat.
2.
Sebelum melakukan percakapan coaching, pengamat
mengadakan percakapan dengan coach mengenai kompetensi inti coaching (presence,
mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot) yang akan dikembangkan.
3. Coach dan coachee melakukan percakapan
coaching. Pengamat melakukan observasi terhadap proses percakapan coaching dan
mencatat hal-hal yang diamati.
4. Pengamat memberikan umpan balik berbasis
coaching kepada coach berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai pengembangan
kompetensi coaching berdasarkan data sesuai hasil pengamatan.
5. Setelah putaran satu rangkaian praktik
percakapan coaching selesai, CGP berganti peran dan melakukan rangkaian
percakapan coaching putaran dua sampai putaran tiga.
6. Rangkaian percakapan coaching ini
direkam.
7. Rangkaian percakapan coaching ini akan
dinilai oleh fasilitator dengan menggunakan rubrik penilaian yang telah
disediakan di Modul dan LMS.
Produk Demontrasi Konstekstual
Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik
Pada sesi Demonstrasi Kontekstual ini, saya berkolaborasi dengan rekan CGP saya
yaitu:
Bu Devi Yulianti Dimyati dari
TK Islam Attaqwa Kota Sukabumi dan Bu Fenny Susilawati dari SMPN 1 Kota
Sukabumi.
Elaborasi Pemahaman - Modul 2.3
Kegiatan pembelajarannya adalah Melakukan
elaborasi pemahaman mengenai coaching dalam ranah supervisi akademik melalui
proses tanya jawab dan diskusi bersama instruktur.
Adapun tujuan dari sesi Elaborasi
Pemahaman ini, diharapkan saya dapat mengelaborasi pemahaman saya tentang
coaching dalam ranah supervisi akademik melalui proses tanya jawab dan diskusi bersama
instruktur dan juga rekan CGP.
Sesi Elaborasi Pemahaman ini terdiri
dari 2 kegiatan yaitu:
1.
Membuat Pertanyaan Elaborasi Pemahaman yang nantinya akan
diteruskan kepada Instruktur untuk dibahas pada saat Vicon dengan Instruktur.
2. Video Conference dengan Instruktur, Rudy
Prihatin pada hari Jumat, 9 Desember 2022, jam 13.00-14.30 WIB.
Koneksi Antar Materi - Modul 2.3
Pada fase ini saya meninjau ulang
keseluruhan materi pembelajaran di Paket Modul 2: Pembelajaran yang berpihak
pada murid dan membuat sebuah koneksi antar materi belajar yang sudah saya
lakukan. Sesuai dengan instruksi berikut:
1.
Buat
sebuah kesimpulan dan refleksi yang disajikan dalam bentuk media informasi.
Format media dapat disesuaikan dengan minat dan kreativitas. Contoh media yang
dapat dibuat: artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, screencast
presentasi, artikel dalam blog, dan lainnya.
2.
Membaca pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk membantu saya
membuat kaitan tersebut:
a.
Bagaimana peran saya sebagai seorang coach di sekolah dan
keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran
berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?
b. Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran?
Produk Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching
untuk Supervisi Akademik
Aksi Nyata - Modul 2.3
Aksi Nyata ini saya laksanakan pada tanggal
12-15 Desember 2022 dengan kegiatan mempraktikkan rangkaian supervisi akademik
dalam pembelajaran dengan menggunakan paradigma berpikir coaching dan melakukan
refleksi terhadap praktik supervisi akademik tersebut
Saya melakukan Aksi Nyata berkolaborasi
dengan rekan sejawat saya di sekolah yaitu Ibu Ani Sumarni, S.Pd dengan
melaksanakan praktik Coaching untuk Supervisi Akademik dengan tiga (3) tahapan
proses.
KEGIATAN TAMBAHAN
Selain itu, selama masa pembelajaran Modul 2.3 ini saya juga melaksanakan beberapa kegiatan antara lain: Pendampingan Individu dari Pengajar Praktik dan mengikuti Lokakarya 2 dan Lokakarya 3 serta mengerjakan Post Test Paket Modul 2.
Pendampingan Individu 2
Pendampingan
Individu (PI) kedua ini merupakan tindak lanjut dari pembelajaran sebelumnya di
paket Modul 1. Pelaksanaannya berupa Diskusi Visi dan Prakarsa Perubahan
Sekolah yang Berpihak pada Murid di SMAN 3 Sukabumi yang dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 30 November 2022 dengan diikuti oleh Calon Guru Penggerak (CGP),
Pengajar Praktik (PP), Kepala Sekolah, Wakasek dan Staff, serta perwakilan Guru
dan Tenaga Kependidikan.
Kegiatan Pendampingan Individu 2 ini secara lengkap dibahas pada halaman berikut ini:
Jurnal Refleksi Pendampingan Individu 2
Lokakarya 2
Lokakarya 2 dilaksanakan pada tanggal 3
Desember 2022 di SMPN 3 Kota Sukabumi Jl. Pelabuhan II No. 381, Kec. Citamiang,
Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat mulai dari jam 07:30 WIB sampai dengan jam
16:00 WIB.
Pemahaman bermakna:
Visi guru penggerak mengenai
lingkungan belajar yang positif melandasi proses pengembangan kodrat murid yang
selamat dan bahagia.
Produk yang dihasilkan:
-
Rencana terkait prakarsa perubahan yang terbaru level
diri yang sudah diberikan umpan balik oleh Calon Guru Penggerak lain
-
Rencana terkait strategi penyampaian disiplin positif di
kelas dan konteks sekolah yang sudah diberikan umpan balik oleh Calon Guru
Penggerak lain yang terbaru.
Kegiatan Lokakarya 2 ini secara lengkap dibahas pada halaman berikut ini:
Jurnal Refleksi Lokakarya 2
Lokakarya 3
Lokakarya 3 dilaksanakan pada hari Sabtu,
tanggal 17 Desember 2022 di SMPN 13 Kota Sukabumi Jl. Pelabuan II Km. 6
Lembursitu Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat, mulai dari jam 07:30 WIB sampai
dengan jam 16:00 WIB.
Pemahaman
bermakna:
Penerapan
pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional memungkinkan guru untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Produk yang dihasilkan:
-
Hasil refleksi dari simulasi dan penerapan pembelajaran
berdiferensiasi.
-
Hasil
refleksi dari Praktik mindfulness dan integrasi 5 kompetensi sosial emosional
dalam praktik mengajar.
-
Strategi
berbagi pengalaman belajar dengan rekan sejawat mengenai pembelajaran
berdiferensiasi dan kompetensi sosial emosional.
Kegiatan Lokakarya
3 ini secara lengkap dibahas pada halaman berikut ini:
Jurnal Refleksi Lokakarya 3
Post Test Paket Modul 2
Post
Test Paket Modul 2 ini saya kerjakan pada tanggal 13 Desember 2022.
Soal
Tes Akhir Paket Modul 2 ini
berjumlah 30 soal dengan Pertanyaan tidak jauh beda dengan pertanyaan soal Tes
Awal Paket Modul 2, yaitu seputar Coaching untuk Supervisi Akademik ditambah
beberapa soal sehubungan dengan LMS dan Instruktur.
FEELING (PERASAAN)
Perasaan saya selama mengikuti
pembelajaran Modul 2.3 adalah: Bersyukur, Bahagia, Terharu, dan Semangat.
Saya merasa Bersyukur dapat
mengikuti sesi Modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik ini, dimana
saya dapat memahami pentingnya Coaching untuk Supervisi Akademik di sekolah
sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidikan yang
berpihak pada murid.
Saya juga bersyukur mempunyai teman
CGP serta Fasilitator dan Pengajar Praktik yang selalu memberikan dukungan.
Saya merasa Bahagia dapat
mengikuti sesi Modul 2.3 tentang Coaching untuk Supervisi Akademik ini, karena
mendapatkan dukungan dari semua pihak terutama kepala sekolah dan seluruh
komunitas di sekolah sehingga saya dapat mengikuti pembelajaran dan dapat menyelesaikan
semua tugas yang diberikan yang pada akhirnya semakin memperkuat pemahaman saya
tentang Coaching untuk Supervisi Akademik.
Saya merasa Terharu dapat
melaksanakan Diseminasi Coaching untuk Supervisi Akademik di sekolah yang
mendapatkan dukungan dari seluruh pihak di sekolah dengan hadirnya seluruh
Tenaga Pendidik dan Kependidikan dalam kegiatan diskusi Visi dan Prakarsa
Perubahan Sekolah yang Berpihak pada Murid di SMAN 3 Sukabumi serta kesediaan
rekan saya Bu Ani Sumarni untuk menjadi Coachee dalam kegiatan praktik Coaching
untuk Supervisi Akademik.
Saya merasa Tertantang untuk
memperbaiki kekurangan saya yang saya temui serta tertantang untuk lebih
memahami lagi tentang Coaching untuk Supervisi Akademik, sehingga saya dapat
segera mempraktikkan dan mengimbaskan pengalaman dan pemahaman yang saya
dapatkan dari pelatihan ini dalam aksi nyata saya di sekolah agar dapat
bermakna bagi saya dan sekolah saya terutama bermanfaat bagi murid saya dan
juga komunitas yang ada di sekolah dan di luar sekolah.
FINDINGS (PEMBELAJARAN)
Setelah mempelajari Modul 2.3 ini, saya
mendapatkan pemahaman tentang konsep coaching secara umum dan konsep coaching
dalam dunia pendidikan.
Supervisi akademik dilakukan untuk
memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam
standar proses pada Standar Nasional Pendidikan Pasal 12 yaitu:
(1) Pelaksanaan pembelajaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b diselenggarakan dalam
suasana belajar yang:
a. interaktif;
b. inspiratif;
c. menyenangkan;
d.
menantang;
e.
memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan
f.
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta
psikologis Peserta Didik.
Ada empat (4) materi yang saya
pelajari dalam modul ini, yaitu:
1.
Konsep coaching secara umum dan coaching dalam konteks
pendidikan
Konsep Coaching secara Umum
International Coach Federation mendefinisikan coaching sebagai “…bentuk
kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi
dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan
mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.”
Coaching dalam Konteks Pendidikan
Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid
diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik
sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar
murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan
dirinya.
Dari pembelajaran Konsep coaching secara umum dan coaching dalam konteks
pendidikan ini diharapkan agar saya dapat menjelaskan konsep coaching
secara umum, dan dapat membedakan coaching dengan pengembangan diri lainnya,
yaitu mentoring, konseling, fasilitasi dan training, serta dapat menjelaskan
konsep coaching dalam konteks pendidikan sebagai pendekatan pengembangan
kompetensi diri dan orang lain (rekan sejawat).
2.
Paradigma
berpikir dan prinsip coaching
Paradigma berpikir coaching
1. Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan
2. Bersikap terbuka
dan ingin tahu
3. Memiliki
kesadaran diri yang kuat
4. Mampu melihat
peluang baru dan masa depan
Prinsip coaching
Prinsip coaching dikembangkan dari tiga kata/frasa kunci pada definisi
coaching, yaitu “kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi”.
Dalam berinteraksi dengan rekan sejawat atau siapa saja, kita dapat menggunakan
ketiga prinsip coaching tersebut dalam rangka memberdayakan orang yang sedang
kita ajak berinteraksi.
Dari pembelajaran Paradigma berpikir dan prinsip coaching ini diharapkan agar
saya dapat menjelaskan paradigma berpikir coaching dalam komunikasi yang
memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, dapat menjelaskan prinsip-prinsip
coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi,
dapat mengaitkan antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan
supervisi akademik, serta dapat membedakan antara coaching, kolaborasi,
konsultasi, dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat.
3.
Kompetensi
inti coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching
Berdasarkan
ICF (International Coaching Federation) ada 8 kompetensi inti Coaching, namun
untuk kebutuhan Pendidikan Guru Penggerak, saya mempelajari 3 kompetensi inti
yang penting dipahami, diterapkan, dan dilatih secara terus menerus saat
melakukan percakapan coaching kepada teman sejawat di sekolah, yaitu
kompetensi: Kehadiran Penuh (Presence), Mendengarkan Aktif, dan Mengajukan
Pertanyaan Berbobot.
Dari pembelajaran Kompetensi inti coaching dan TIRTA
sebagai alur percakapan coaching ini diharapkan agar saya dapat melakukan
percakapan coaching dengan alur TIRTA, dapat mempraktikkan tiga kompetensi inti
coaching, presence, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot
dalam percakapan coaching, serta dapat menjelaskan jalannya percakapan coaching
untuk membuat rencana, melakukan refleksi, memecahkan masalah, dan melakukan
kalibrasi.
4.
Supervisi
akademik dengan paradigma berpikir coaching
Dalam pelaksanaannya ada dua paradigma utama yang menjadi landasan kita
menjalankan proses supervisi akademik yang memberdayakan, yakni paradigma
pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap
individu.
Setiap kepala sekolah dan pemimpin pembelajaran seyogyanya berfokus pada
peningkatan kompetensi pendidik dalam mendesain pembelajaran yang berpihak pada
murid yang bertujuan pada pengembangan sekolah sebagai komunitas praktik pembelajaran.
Seorang supervisor memahami makna dari tujuan pelaksanaan supervisi akademik di
sekolah (Sergiovanni, dalam Depdiknas, 2007):
a. Pertumbuhan: setiap individu melihat
supervisi sebagai bagian dari daur belajar bagi pengembangan performa sebagai
seorang guru,
b. Perkembangan: supervisi mendorong
individu dalam mengidentifikasi dan merencanakan area pengembangan diri,
c.
Pengawasan: sarana dalam monitoring pencapaian tujuan
pembelajaran.
Tujuan supervisi akademik ini terpadu dan integral, tidak
mengesampingkan tujuan yang satu dari yang lainnya.
Dari pembelajaran Supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching ini
diharapkan agar saya dapat memberikan umpan balik dengan paradigma berpikir dan
prinsip coaching, serta dapat mempraktikkan rangkaian supervisi akademik yang
berdasarkan paradigma berpikir coaching.
FUTURE (PENERAPAN)
Setelah mempelajari Modul 2.3 ini, untuk
mengimplementasikan pemahaman saya tentang Coaching untuk Supervisi Akademik,
maka ada beberapa hal yang akan saya lakukan atau saya terapkan, antara lain
yaitu:
1.
Mengadopsi kebiasaan reflektif sebagai Guru Penggerak
2. Menerapkan Coaching
untuk Supervisi Akademik dalam pembelajaran saya
3. Untuk dapat menumbuh-kembangkan Coaching
untuk Supervisi Akademik maka saya terlebih dahulu harus mampu meningkatkan
kompetensi, paradigma dan prinsip Coaching untuk Supervisi Akademik dalam diri
saya
4. Berdiskusi dan berbagi pengalaman dan
praktik baik di komunitas dan juga sekolah, dan
5.
Melaksanakan Pengembangan Diri yang Sederhana, Konkret
dan Rutin, seperti:
a.
Menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid
b.
Semangat belajar dengan melaksanakan pengembangan diri
yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran terutama pengembangan diri
sehubungan dengan kompetensi coaching
c.
Berkolaborasi dengan komunitas atau rekan guru lain untuk
menciptakan pembelajaran yang bermakna dan berkualitas
d.
Selalu merefleksi pembelajaran dan mengevaluasi demi
peningkatan kualitas pembelajaran
e.
Selalu inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang aktif,
kreatif, dan menyenangkan, serta bermakna positif pada murid.
Sumber: Modul dan LMS Program Pendidikan
Guru Penggerak Angkatan 6