Tugas Modul 3.1 Koneksi Antar Materi
Tugas Modul 3.1 - 3.1.a.8. Koneksi Antarmateri
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan
Sebagai Pemimpin
JUNAEDI
SMAN 3 Sukabumi
CGP Angkatan 6 - Kota Sukabumi
Provinsi Jawa Barat
Salam dan Bahagia,
Perkenalkan saya Junaedi biasa dipanggil Juned. Saya adalah Calon Guru
Penggerak Angkatan 6 Kota Sukabumi dari SMAN 3 Kota Sukabumi.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan saya
kesehatan, jasmani dan rohani sehingga tak terasa saat ini saya sampai pada kegiatan
Modul 3.1 dari Progran Pelatihan CGP ini. Terima kasih kepada Ibu Nenti Hariyanti selaku Fasilitator
dan Bapak Muh. Khoirulhadi selaku Pengajar Praktik yang dengan penuh semangat
memfasilitasi dan mengarahkan serta mendampingi saya dalam melangkah menuju
arah pergerakan saya ke jalan positif dan bermakna. Terima kasih juga buat
rekan-rekan seperjuangan, Bapak Ibu CGP Kota Sukabumi yang telah banyak
memberikan saya motivasi dan inspirasi serta dukungan dan saling berbagi
pengalaman dan ide-ide positif, sehingga naik turunnya semangat saya dalam
mengikuti pelatihan CGP ini selalu dapat terjaga untuk terus bangkit bergerak
bersama. Dan tak lupa juga saya
sampaikan terima kasih buat keluarga dan sekolah saya, kepala sekolah, wakasek,
rekan guru, tenaga administrasi, orang tua murid, dan tentunya spesial saya
sampaikan buat murid-murid saya yang selalu hadir seutuhnya dalam pembelajaran
saya.
Modul
3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai
Pemimpin ini merupakan Bagian pertama dari 3 bagian Paket Modul 3 tentang
Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah. Materi dari paket 3.1 yang
saya pelajari saat ini merupakan kelanjutan dari materi modul-modul sebelumnya
yang saling terkoneksi, baik dengan modul-modul sebelumnya maupun modul
berikutnya yang akan saya pelajari.
Sebelumnya saya telah mempelajari Paket Modul 1 tentang Paradigma Visi Guru Penggerak, yang terdiri dari 4 Sub Modul yaitu:
Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara,
Modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak,
Modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak, dan
Modul 1.4 tentang Budaya Positif.
Setelah itu saya mempelajari Paket Modul 2 tentang Praktik Pembelajaran yang Berpihak Pada Murid, yang terdiri dari 3 Sub Modul yaitu:
Modul 2.1 tentang Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi,
Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional, dan Modul
2.3 tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik.
Kegiatan mempelajari paket Modul 1 dan Paket Modul 2 tersebut
kurang lebih saya selesaikan selama kurang lebih 4 bulan.
Rangkuman
Koneksi antar materi Modul 3.1 ini saya susun dengan tujuan agar saya dapat
membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang telah saya
pelajari. Selain itu, agar saya dapat melakukan refleksi bersama fasilitator
untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi
terhadap proses pengambilan keputusan yang telah saya lalui dan saya dapat
menggunakan pemahaman baru saya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh saya selama ini sebelum mengikuti Pelarihan CGP.
Dari kutipan di atas, kaitannya dengan proses
pembelajaran yang sedang saya pelajari saat ini, yaitu bahwasanya
Saya sebagai Guru yang selama ini hanya mentransfer ilmu kepada murid itu baik,
namun ada yang lebih baik lagi yaitu Ketika saya mampu menjadi pemimpin
pembelajaran yang dapat melaksanakan pembelajaran yang bermakna, bermanfaat,
dan berpihak positif bagi murid-murid saya, sesuai dengan Tujuan Pendidikan
dari filosofi Ki Hajar Dewantara, agar murid-murid mampu mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat.
Nilai-nilai atau
prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat
memberikan dampak pada lingkungan kita yaitu dengan
memahami nilai dan peran saya sebagai guru untuk dapat menjadi pemimpin
pembelajaran yang mempunyai paradigma dan visi dalam Pengambilan Keputusan
Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin untuk Memenuhi Kebutuhan
Belajar yang berpihak pada Murid.
Setiap guru dengan nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam
dirinya
setidaknya mampu
mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil
keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri,
reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai
tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi
yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara
logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar)
atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang
menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.
Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif
yang dipegang teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan
mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya.
Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta
didik. Nilai-nilai positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta
berpihak pada murid adalah manifestasi dari pengimplementasian kompetensi sosial
emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan keterampilan
berinteraksi sosial dalam mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk
meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi.
Dalam pengambilan keputusan, Saya sebagai
seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran
murid,
yaitu
ketika saya sebagai guru, sebagai pemimpin pembelajaran dapat melakukan
pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, yang sesuai dengan kebutuhan
belajarnya, maka akan membuat murid-murid saya dapat memaknaianya untuk belajar
menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif, dan tumbuh menjadi
pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan
yang dapat menentukan capaian keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya terutama untuk dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Maksud
dari kutipan di atas jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah
Saya alami di modul ini yaitu dalam melaksanakan Pendidikan
saya harus mampu memahami filosofi Ki Hakar Dewantara bahwa
Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Menuntun hidup tumbuhnya anak-anak
kita butuh seni dalam melaksanakannya, agar saya mampu melaksanakan peran saya
sebagai pemimpin pembelajaran dalam Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai
Kebajikan Sebagai Pemimpin yang berpihak pada murid.
Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran
(Koneksi Antarmateri)
Bagaimana
filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Kaitan
filosofi Ki Hajar Dewantara tentang Pratap Triloka dengan penerapan pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin, yaitu dengan terlebih dahulu mengkoneksikan
Pratap Triloka dengan filososfi Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan adalah ‘tuntunan
dalam hidup tumbuhnya anak-anak’. Guru dalam ‘menuntun’ murid haruslah
berprinsip pada Pratap Triloka Pendidikan: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo
Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani, yang berarti, di Depan Menjadi
Teladan, di Tengah Membangun Semangat, di Belakang Memberikan Dorongan
sehingga mampu melaksanakan peran sebagai pemimpin pembelajaran dalam
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin yang
berpihak pada murid
Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Selama
ini pada saat mengambil keputusan, landasan pemikiran saya memiliki
kecenderungan berpikir Melakukan, demi kebaikan orang banyak.
Suatu
pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau
nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada
akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita
ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan
universal, serta berpihak pada murid.
Bagaimana
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan)
yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran
kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada
sebelumnya.
Ibu
Fasilitator dan Pengajar Praktik saya dalam perjalanan proses pembelajaran materi pengambilan
keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ telah memberikan
bimbingan maksimal sehingga keterampilan coaching yang telah saya
pelajari dan saya praktikkan pada modul sebelumnya sangat membantu saya dalam
proses pengambilan keputusan, karena keterampilan ini membekali saya sebagai
seorang guru untuk menjadi coach bagi diri saya sendiri dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai
opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik.
Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema
etika?
Selain keterampilan coaching, untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi:
Kesadaran diri (self awareness) yaitu Kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.
Pengelolaan diri (self management) yaitu Kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.
Kesadaran sosial (social awareness) yaitu Kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda.
Dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) yaitu Kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif.
Proses
pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful)
dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada, yaitu kesadaran yang
muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi
saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan.
Hal-hal tersebut telah saya dapatkan di modul 2.2 tentang Pembelajaran
Sosial Emosional sehingga saya mempunyai landasan pengetahuan dalam
memahami dan mengaplikasikan Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab
yaitu Kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar
atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa
aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam
tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan
psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok, terutama
untuk kepentingan dan keberpihakan pada murid.
Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Bila
kita menelaah Standar Nasional, khususnya standar pengelolaan pendidikan, salah
satu indikatornya adalah kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan
tugas kepemimpinan dan juga memiliki jiwa kepemimpinan.
Ketika
seorang kepala sekolah ataupun seorang guru mengidentifikasi dan memahami
perbedaan dilema etika beserta paradigmanya, dan bujukan moral sebagai salah
satu strategi dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin
pembelajaran, pada hakikatnya ia sedang melaksanakan tugas kepemimpinannya
sebagai kepala sekolah ataupun pemimpin pembelajaran sebagai guru dan
mengembangkan jiwa kepemimpinannya.
Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Sebagai
seorang pemimpin, untuk dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah
keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif,
kondusif, aman dan nyaman maka saya harus memhami konsep pengambilan dan
pengujian keputusan dengan memahami dan melaksanakan 4 paradigma, 3 prinsip,
serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang dapat saya jadikan
sebagai panduan dalam menerapkannya.
Namun,
suatu pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip
atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Dan
selain
mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan di atas, keterampilan
yang telah dipelajari pada modul-modul sebelumnya akan sangat membantu dalam
proses pengambilan keputusan yang tepat, yang tentunya berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Apakah
tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan
keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan-tantangan di lingkungan saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika diantaranya:
- Trauma dengan pengalaman yang kurang berkenan
- Pandangan
negatif atau diremehkan oleh rekan kerja
- Sikap
selalu mengalah dan malas untuk menjelaskan
- Kompetensi yang terbatas
- Teguh pendirian
- Tidak disukai
Sekolah adalah
‘institusi moral’ yang dirancang untuk membentuk karakter para warganya.
Seorang pemimpin di sebuah institusi atau sekolah akan menghadapi situasi di
mana pemimpin tersebut perlu mengambil suatu keputusan yang mengandung dilema
secara etika, dan berkonflik di antara nilai-nilai kebajikan universal yang
sama-sama benar. Untuk dapat melaksanakan pengambilan keputusan yang
bertanggungjawab, Saya harus dapat mengidentifikasi dan memahami
prinsip-prinsip etika yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal
yang disepakati dalam lingkungan pribadi maupun lingkungan profesi, serta
mengaitkannya dengan nilai-nilai yang disepakati dan diyakini dalam proses
pengambilan keputusan dilema etika.
Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang
tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruh
pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan
murid-murid kita salah satunya adalah dengan Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi.
Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan
atau masa depan murid-muridnya?
Pengambilan
keputusan dalam melaksanakan tahapan Pembelajaran Berdiferensiasi yang mampu
memenuhi kebutuhan belajar murid merupakan sebuah bentuk penerapan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab dalam pengajaran yang memerdekakan murid.
Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik
dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul
sebelumnya?
Kesimpulan
akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya
dengan modul-modul sebelumnya yaitu Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai
Kebajikan Sebagai Pemimpin haruslah berpedoman pada keputusan yang bertanggung
jawab berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid.
Sejauh
mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul
ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan,
3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
4
Paradigma Dilema Etika
Secara
umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika
yang bisa dikategorikan sebagai berikut:
- Individu lawan kelompok (individual
vs community)
- Rasa
keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
- Kebenaran
lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
- Jangka
pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
3 Prinsip Pengambilan Keputusan
- Berpikir Berbasis Hasil
Akhir (End-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Peraturan
(Rule-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Rasa
Peduli (Care-Based Thinking)
Suatu
pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau
nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada
akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita
ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan
universal, serta berpihak pada murid.
9
Langkah Pengambilan Dan Pengujian Keputusan
- Mengenali nilai-nilai yang
saling bertentangan
- Menentukan
siapa yang terlibat dalam situasi ini
- Kumpulkan
fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini
- Pengujian benar atau salah
- Pengujian
Paradigma Benar lawan Benar
- Melakukan
Prinsip Resolusi
- Investigasi Opsi Trilema
- Buat Keputusan
- Lihat
lagi Keputusan dan Refleksikan
Selain
mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan di atas, keterampilan
yang telah dipelajari pada modul-modul sebelumnya akan sangat membantu dalam
proses pengambilan keputusan yang tepat, yang tentunya berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Hal
di luar dugaan yaitu bahwasanya selama ini ternyata pengambilan keputusan yang
saya ambil masih belum sempurna ditambah sebelumnya pemahaman yang kurang
tentang dilema etika dan bujukan moral.
Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa
yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum
mempelajari modul ini, saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema dimana sebelumnya ketidaktahuan tentang
dilema etika dan bujukan moral sehingga saya merasa salah atau kurang tepat
dalam pengambilan keputusan terutama yang berpihak pada murid.
Bagaimana
dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam
mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak
setelah mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan yang terjadi pada cara saya dalam mengambil
keputusan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini yaitu saya menjadi paham
bahwa dalam Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
haruslah berpedoman pada keputusan yang bertanggung jawab berdasarkan
nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid.
Seberapa
penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda
sebagai seorang pemimpin?
Mempelajari topik modul ini sangat penting bagi saya pribadi sebagai penyadaran diri untuk berubah menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu melaksanakan Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan yang berpedoman pada keputusan yang bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid.